Jembatan Noyo di Nias Barat Ambruk Akibat Banjir, Akses Transportasi Lumpuh

Nias Barat, 5 Maret 2025 – Bencana banjir akibat meluapnya Sungai Noyo menyebabkan robohnya Jembatan Noyo, yang merupakan penghubung utama antara Kabupaten Nias Barat dengan Kabupaten Nias dan Kota Gunungsitoli. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (5/3) sekitar pukul 09.40 WIB setelah hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Mandrehe sejak dini hari.
Berdasarkan informasi dari mantan Kepala Desa Tuwuna, Ama Marcel Zai, hujan deras mulai turun sekitar pukul 04.30 WIB, menyebabkan Sungai Noyo meluap. Sekitar pukul 05.00 WIB, jembatan mulai mengalami kerusakan dan akhirnya ambruk sebagian.
Jembatan yang dibangun sejak 1996 ini mengalami kerusakan parah, dengan bagian yang ambruk mencapai 60 meter dari total panjang 90 meter. Tiang penyangga tengah jembatan roboh akibat derasnya arus banjir, sementara besi penyangga dan lantai jembatan hanyut terbawa arus.
Sebelum kejadian, jembatan masih dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat.
Ambruknya Jembatan Noyo menyebabkan lumpuhnya jalur transportasi utama dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat. Beberapa dampak yang diperkirakan terjadi antara lain:
Kenaikan harga bahan pokok,Potensi kelangkaan BBM, Lumpuhnya transportasi roda empat.
Sebagai langkah awal, Polres Nias dan Polsek Mandrehe bersama masyarakat telah memasang police line dan juga tanda peringatan bahwa jembatan tidak dapat digunakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain itu, Polres Nias dan Polsek Mandrehe juga telah berkoordinasi dengan pihak Dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, akses alternatif yang dapat digunakan warga adalah melalui:
Jalur roda dua dari Simpang Doli-Doli – Hilimayo – Kecamatan Botomuzoi menuju Simpang Botombawo, dengan jarak tempuh 22 km (45 menit).
Jalur roda dua dan roda empat dari Simpang Lahomi menuju Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, lalu ke Desa Duria, Kecamatan Lolofitu Moi, dengan jarak tempuh 43 km (2,5 jam).